stantonfriedman.com – Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Angkatan Pertahanan Australia (ADF) merencanakan latihan militer gabungan di Pulau Morotai, Maluku Utara. Latihan ini bertujuan memperkuat kerja sama pertahanan dan meningkatkan interoperabilitas antara kedua negara.

Morotai: Lokasi Strategis dengan Nilai Sejarah

Pulau Morotai dipilih karena letaknya yang strategis di perairan Pasifik dan memiliki sejarah militer penting sebagai pangkalan Sekutu pada Perang Dunia II. Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, menyatakan bahwa pengembangan Morotai sebagai kawasan pertahanan akan dimulai dengan memanfaatkan tiga landasan udara yang ada, serta pembangunan dermaga di Daruba untuk mendukung operasi militer.

Rencana Latihan Gabungan Multinasional

Selain Australia, latihan ini juga direncanakan melibatkan Jepang dan Filipina, menjadikan Morotai sebagai pusat latihan militer multinasional di kawasan Indo-Pasifik. Latihan ini akan mencakup operasi amfibi, manuver udara, dan simulasi tempur darat yang kompleks.

Kekhawatiran Lingkungan dan Sosial

Namun, rencana ini mendapat sorotan dari akademisi dan masyarakat lokal. Rektor Universitas Pasifik Morotai, Irfan, mengingatkan bahwa kawasan hutan lindung yang direncanakan sebagai lokasi latihan memiliki fungsi ekologis dan sosial yang vital Website. Ia menekankan perlunya kajian lingkungan yang komprehensif dan pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan. 

Langkah Diplomatik dan Penguatan Kerja Sama

Kunjungan Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, ke Jakarta pada 5 Juni 2025, disambut dengan upacara kehormatan oleh Kementerian Pertahanan RI. Pertemuan ini menandai penguatan kerja sama bilateral di bidang pertahanan dan menjadi momentum penting dalam persiapan latihan gabungan di Morotai. 

Latihan militer gabungan ini diharapkan dapat memperkuat stabilitas keamanan di kawasan serta meningkatkan kapasitas pertahanan kedua negara dalam menghadapi tantangan regional.

 

By admin